Pocong

 karya : Erlina Zaara

Aku adalah anak tunggal, aku harus pindah pindah rumah setiap dua tahun begitu juga sekolahku, karena orang tuaku sering dipindah tugas, sekarang aku smp kelas 1.
Bulan lalu aku pindahan rumah karena ayahku ditugaskan ditempat tersebut. Kami menempati rumah yang lumayan besar agak aneh sih rumahnya tapi nyaman dan sejuk karena daerah pegunungan. Didepan rumah tersebut ada pohon besar, dan dibelakang rumah ada penduduk yang tinggal di tempat itu. Kami sekeluarga berkenalan dengan penduduk disekitar tempat itu, gak terlalu banyak sih cuma berapa keluarga saja. Aku berkenalan dengan anak dibelakang rumahku itu namanya dio, anaknya asik diajak bermain, tapi agak pendiam. Orang tuaku sudah pergi bekerja aku pun sendirian di rumah beberapa jam setelah keberangkatan orang tuaku, tiba tiba ada orang ketuk pintu
" iya sebentar " ( jawabku )
" hei kamu, silahkan masuk "
ternyata tetangga baruku dio yang aku ceritakan tadi.
" kamu di rumah sendirian ? ( tanyanya )
" iya, setiap hari aku sendirian di rumah "
" aku bolehkan menemani kamu setiap hari ?"
" bolehlah "
Dio Home schooling ( di rumah ), setiap hari sebelum aku pulang sekolah Dio sudah di rumahku., kami ngobrol sambil nonton tv, terkadang main game bareng.
seminggu aku di rumah itu, dihari itu juga dio tidak di rumahku, entah dia sakit atau apalah, aku pun berkunjung ke rumahnya, ternyata iya dio sakit, lama aku di rumah dio, tak terasa sudah jam 21.00. aku pun berpamitan hendak pulang. setelah aku berjalan dari rumah itu keadaan udara semakin panas, dan aku merasa merinding, tapi aku tetap berjalan pulang. tiba di depan pohon besar depan rumahku, aku melihat ada kucing yang sedang terjepit pagar karena pohon tersebut dipagari oleh penduduk. aku berusaha menolongnya, setelah kakinya terlepas dari pagar aku mengambil obat merah tapi setah mengambilnya kucing tersebut menghilang entah kemana, aku pikir dia lari. aku berdiri di depan pohon besar itu suasana terasa panas dan bulu kudungku mulai berdiri, aku berbalik badan untuk kembali ke rumah, ada air yang jatuh di kepalaku, aku mengambilnya ternyata air tersebut berwarna merah seperti darah, aku menciumnya ternyata benar itu darah, aku cobba mendongak ke atas, betapa kagetnya aku melihat pocong berdiri di atas batang pohon matanya merah, mukannya hitam dan mulutnya mengeluarkan darah, aku berteriak sekencang mungkin, aku masuk rumah dan menguncinnya. Tiba tiba ada mobil ternyata orag tuaku, syukurlah papa mama datang ( pikirku )
aku menceritakan kisah tadi tapi mereka tidak percaya, dia pikir aku mengigau saja.
" kamu jangan nakal ya, besok papa pergi 1 minggu baru pulang "
" Iya pa "
 Orang tuaku tidak percaya dengan ceritaku.
Malam itu aku sangat takut karena masih terbayang wajah pocong tersebut. Aku berusaha memejamkan mata tetapi tidak terlelap juga, aku mengambil susu yang dibuatkan mamaku tadi alhasil aku pun mengantuk dan tidur. Keesokan harinya badanku panas. Sepertinya aku demam ( pikirku ).
" Nak bangun udah pagi sekolah " perintah mama
" badanku panas ma "
" nanti mama bawa ke dokter ya, sebentar mama mau masakin papa dulu"
tiba tiba papa masuk kamarku
" kamu dirumah hati hati papa berangkat ke luar kota "
" Iya pa "
Jam pukul 06.32, papa sudah berangkat ke kantor, sambil membawa surat izinku ke sekolah.
Aku pun dibawa ke dokter oleh mama, kata dokter hanya kecapekan saja.
" kan mama udah bilang jangan keluar malam malam "
" aku sedirian ma "
" kan ada bibi "
" Aku kan butuh teman seusiaku, Jadi aku ke rumah dio, ma mama belum percaya kalau aku tadi malam lihat pocong di depan rumah ?"
" pocong ?, kamu salah liat mungkin mana ada pocong disini ".
" bener ma ".
" udah mama mau berangkat ke kantor dulu, tenang di rumah sama bibi ya, I Love You "
" Iya ma "
Saat mama mau berangkat aku mendengar mama berbicara dengan orang.
" mbak kok mbak tega sih anaknya masuk rumah itu ? "
" Gak papa kok mbk " mama meninggalkan orang tersebut
Setelah mama pergi aku berjalan ke depan rumah,
" Sepertinya itu boneka, Tapi di daerah sini gak ada anak perempuan" ( pikirku karena di bawah pohon besar ada boneka "
Aku pun mengambilnya untuk melihat itu boneka atau apa. Benar itu adalah boneka, aku coba pegang, saat aku pegang aku mendengar wanita menangis, sontak aku membanting boneka tersebut dan aku lari ke dalam rumah.
Kok tumben dio gak ke sini ( batinku )
tiba tiba kepalaku sakit sekali,
" Aku dimana ma ?"
" Kamu di kamar nak, kamu kenapa ? kan mama udah bilang jangan main keluar "
" aku kok bisa di sini "
Menurut mama aku pingsan dan bibi menelpon mama untuk pulang.
2 Hari kemudian aku tidur di kamar tiba tiba paginya aku ada di ruang tamu, ku pikir mama tapi mana mungkin. aku tidak menghiraukan kejadian itu , langsung aku cuci muka.
setelah itu aku sarapan dan menonton tv.
" mama berangkat ya sayang "
" iya ma "
beberapa menit tv tiba tiba mati, aku mencoba melihat apa kabel atau apanya, kalau mati lampu gak mungkin karena lampu di kamarku hidup.
"Haaaaaaa" Aku kaget karena dikaca tv ada sosok yang aku lihat di atas pohon besar yaitu pocong, aku menoleh ke belakang tapi tidak ada apa apa.
Aku mencari bibi tapi tidak ada di dapur
Apa bibi ke pasar ? ( pikir ku )
Aku menelpon mama " ma pulang aku takut ada pocong "
" masa siang siang ada pocong ?"
" ma cepet pulang "
" Iya iya "
Setelah aku menelpon badanku jadi kaku dan terasa dan badanku juga terasa panas.
3 Hari kemudian aku sadar
" ma kepalaku sakit "
" maafkan mama nak, mama gak pernah mempercayaimu, dan gak pernah ada waktu buat kamu.
" aku kenapa ma ?"
Mama pun cerita
menurut mama setelah aku menelponnya mama pun pulang, saat di rumah mama melihat aku sedang nonton tv, kata mama aku diam tidak bicara dan wajahku pucat.
" Nak kamu sakit ?"( tanya mama )
" Gk " ( jawab anak yang seperti aku )
" Mama bikini susu ya "
" Gak usah mama gak sayang sama aku, siapin makan aja aku mau makan "
Dengan nada kasar anak yang seperti aku itu membentak mama.
" ini makanmu nak "
menurut mama cara makan anak itu gak seperti aku, anak itu sangat rakus, seperti tidak makan beberapa tahun. Setelah makan anak itu langsung pergi ke pohon besar itu.. Kata mama anak itu ngomong sendiri, mama merasa khawatir dengan aku, mama sudah curiga kalau itu bukan aku.
Malam pun tiba menurut mama anak itu sangat suka pergi ke pohon besar, setelah pergi ke pohon masuk kamar dan mengncinnya.
Mama menelfon temannya untuk segera membawakan para normal, paranormal tersebut hanya bisa kalau besok. mama pun setuju
Keesokan harinya mama izin untuk tidak masuk kantor.
"Assalamualaikum" ( teman mama dan paranormal )
"Waalaikum salam, Silahkan masuk" ( mamaku )
Saat itu anak yang seperti aku di depan pohon besar depan rumah.
" wah rumahmu ini bahaya nak " ( paranormal )
" Bahaya gimana pak ?"
" Kalau kamu tetap disini anakmu dalam bahaya "
" Tolong saya pak, itu anak saya, 2 hari ini dia sering ke pohon itu "
Paranormal itu kaget saat melihat aku
" astagfirallah "
" Kenapa pak "
" ini kasih anakmu, Taruh pada makanan, atau minuman anakmu, Dan anakmu ini jangan pernah kamu tinggal sendiri apalagi kalau malam bahaya "
Mama diberi seperti minyak tapi botolnya kecil.
Kalau anakmu berteriak teriak berarti itu bukan anakmu, kalau tidak respon berarti anakmu.
" terima kasih pak "
" saya permisi dulu, asaalamualaikum "
" waalaikum salam "
Sekitar jam 19.30 anak itu minta makan, mama menaruh minyak trsebut kedalam makanannya.
Awalnya tidak terjadi apa apa, setelah makanan habis kepala anak itu mulai sakit.
Mama segera menelpon paranormal tersebut dan segera paranormal itu datang.
Saat paranormal datang si anak itu berteriak tidak karuan.
" hai pergi kamu orang tua, untuk apa kamu ke sini "
" aku hanya ingin mengusirmu dari tubuh anak ini "
" hahahaha,,, anak ini anak bodoh, walaupun orang tuanya sering pergi dia tetap sayang, dan aku ingin membawanya pergi "
" Dia bukan dari bangsamu, siapa namamu ? "
" Namaku adalah Dio "
Sontak mama sangat kaget karena dio adalah temanku.
" Rumah kamu dimana ?"
" Rumahku ada di pohon besar itu "
" kamu meninggal kenapa ? "
" Rumahku kebakaran dan keluargaku meninggal semua, rumahku ada di belakang rumah ini "
Ternyata benar rumah tersebut hangus.
Setelah ritual paranormal akhirnya setan itu pun pergi dan aku belum juga sadar. Jam 8 pagi aku pun sadar. Mama menceritakan bahwa dio dan keluarga sudah meninggal. Setelah kejadian itu mama menelpon papa kalau ingin pindah cari rumah di tempat lain, papa pun pulang.
Menurut tetangga banyak orang yang diteror oleh pocong tersebut saat menempati rumah itu.
Dan kami pun pindah menempati rumah baru dan yang penting tidak berhantu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEMAN PULANG SEKOLAH

Hantu Salon